UPACARA DAUR
HIDUP DAN PERALATANNYA
“MOMPOSAWE TOJANG / ILIAN”
Upacara Momposawe
Tojang adalah upacara
menaikkan bayi untuk
pertama kalinya keatas
ayunan atau Tojang/ilian. Pelaksanaan upacara
ini umumnya dilaksananakan setelah
bayi telah berumur satu
minggu atau Tujuh malam, sesuai
waktu untuk menciptakan
langit dan bumi,
karena diharapkan bayi
selalu terlindung oleh
langit dan bumi.
Persiapan - persiapan untuk upacara
ini telah dipersiapkan
oleh kerabatnya jauh
hari sebelum kelahiran
bayi, yang meliputi
peralatan berupa :
v Tojang
/ ilian (ayunan)
v
Kadupaan ( Pedupaan)
v
Kamangian (kemenyan)
v Dulang
Tojan
/ ilian Saluan mempunyai
bentuk yang khas
dari kayu dan
kulit pelepah sagu (popa’) serta
bambu ( Balo Tongko). Biasa pula
Tojang/ilian dibuat dari
Ambaha’ (pelepah sagu) atau
Tumba’ lubu (Tebu
liar) dengan bentuk
dan konstruksi yang
sama. Perlengkapan lain
yang terdapat dalam
Tojang/ilian selain popa’
ialah tangonan (bantal) kecil
yang diletakkan pada
bagian tengah popa’ yang
berlubang yang berfungsi
untuk menahan kepala
agar tidak miring.
Konstruksi Tojang/ ilian
memungkinkan kaki bayi
yang dimasukkan, selalu
terangkat sedikit sesuai
dengan keadaan alamiahnya,
sehingga kalau bayinya
buang air maka kotorannya
langsung tersalurkan dan tidak
mengotori bagian tubuh lainnya.

Perlu pula
diperhatikan bahwa sebelum
meletakkan bayi kedalam
Tojang / ilian maka popa’
pengalasnya dilapisi dengan
kain yang lembut,
namun sebelum kain
digunakan pada zaman dahulu
yang digunakan sebagai
pelapis adalah daun
dari tumbuhan jenis pisang – pisangan yang disebut lodong
Karena fungsinya
juga penyerap panas
(Loulu) arah ayunan
lojang/ilian biasanya digerakkan
dengan arah turun
naik yang biasa
diiringi dengan nyanyian
pengantar tidur, dimana
syairnya umumnya sebagai
ungkapan dari keinginan
sang ibu terhadap
anaknya dikemudian hari.Biasanya
nyanyian itu diawali
dengan syair : “ ( ) .............. kakae imbobomo
kakambu hiyakon tatundu”
Meskipun peranan
pola dalam kehidupan
masyarakat Saluan yang
dianggap sebagai bahan
alami yang ampuh untuk
menjauhkan roh-roh jahat,
namun disamping pola
dalam upacara ini,
digunakan pula peralatan
lainnya yang juga dianggap memiliki nilai
magis, seperti :
v Dulang
v Kadupaan
(pedupaan)
v Katupat Nabi (
ketupat yg ukurannya kecil)
v Sokko ( nasi
ketan hitam dan
putih)
v Pisang Ambon
satu sisir
Kesemuanya ini
menjadi satu kesatuan
untuk menjadi media
penghubung dalam menyampaikan
do’a dan mantra
lainnya kepada yang Maha
Kuasa.
Dengan meliput
tata cara pelaksanaan
upacara Momposawe Tojang / ilian dan
suasana kejiwaan yang
melatar belakangi maka
dapat dilihat suatu kesadaran akan
terjadi peralihan hidup
bagi bayi dan
mulai suatu perjalanan
yang terungkap dalam
berbagai syair nyanyian
pengantar tidur buat
sang bayi.
DAFTAR PUSTAKA
1995/1996,
Upacara Daur Hidup Suku Saluan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian
Proyek pembinaan permeseuman, Sulawesi tengah